SEKOLAH INTERNASIONAL
“JAKARTA INTERNATIONAL SCHOOL”
Makalah
ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Lembaga Sosial
Dosen
Pengampu : Dr. Thrywaty Arsal, M.Si
Disusun
oleh:
Ika Nofita
Nurhayati
3401413089
Rombel 2
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dewasa ini pendidikan merupakan hal
yang dianggap sangat penting. Bahkan pepatah pun mengatakan “carilah ilmu
sampai ke negri Cina”. Kini mulai dari lahir anak telah dihadapkan dengan
berbagai pendidikan baik formal maupun non formal. Diharapkan melalui lembaga
pendidikan seseorang dapat memperoleh hal positive dan mengembangkan
kehidupannya kea rah yang lebih baik. Oleh karena itu, kualitas lembaga pendidikan
pun dianggap dapat mempengaruhi berlangsungnya kehidupan seseorang
Di Indonesia sekolah internasional
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sedang populer saat ini. Tidak
terhitung lagi berapa sekolah internasional yang ada di Indonesia. Bahkan dari
sekolah internasional tersebut terdapat beberapa sekolah yang illegal. Biasanya
orang tua memilih menyekolahkan anaknya di sekolah internasional tanpa
memerhatikan status sekolah tersebut. Mereka hanya memerhatikan nama sekolah
dengan label “internasional”. Pada kenyataannya dalam sekolah internasional
tersebut terdapat kasus-kasus yang sangat tidak menunjukkan statusnya sebagai
sekolah internasional.
Dalam
artikel ini penulis mencoba memaparkan tentang lembaga pendidikan bertaraf
internasional, yaitu Jakarta Internasional School, yang memberikan pelajaran
kepada siswanya tidak sesuai dengan status sekolahnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian lembaga pendidikan?
2. Apa
fungsi dan peran lembaga pendidikan?
3.
Bagaimana fungsi dan peran lembaga
pendidikan yang ada di Jakarta Internasional School?
C.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian lembaga pendidikan
2. Untuk
mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan
3. Untuk
mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan yang ada di Jakarta
Internasional School
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu
badan yang mengelola dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan,
keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian yaitu dalam hal
pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian atau keterampilan. Lembaga
pendidikan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
Lembaga
Pendidikan baik formal, non formal maupun informal merupakan tempat transfer
ilmu pengetahuan dan kebudayaan (peradaban). Melalui praktik-praktik
pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau
pengalaman budaya dapat ditransformasi ke dalam zaman kehidupan yang akan
mereka alami, serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan
tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan
kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh
zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.
Oleh karena
itu, pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat yang lebih ideal.
Masyarakat yang lebih ideal maksudnya adalah masyarakat yang mengerti hak dan
kewajiban serta berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari
tujuan pendidikan nasional tersebut adalah proses menumbuhkan bentuk budaya
keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik. Dalam perspektif
tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas, hal ini disebutkan dalam
pembukaan UUD 1945 alenia 4. Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang
masyarakat yang ideal tersebut dituangkan dalam alam pikiran peserta didik
sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini
mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia
memiliki fungsi sosial yaitu sebagai agen perubahan di masyarakat (agent of
change).
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan
telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter
masyarakat Indonesia. Belajar dari sejarah perkembanganya lembaga pendidikan
yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda
sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan
bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki
corak ala barat dan gereja. Selain itu adapula corak ketimuran ala pesantren
sebagai penyeimbang, serta model dan corak kelembagaan yang berkembang saat ini
tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan tujuan-tujuan tersebut.
Secara umum di
Indonesia terdapat tiga macam klasifikasi lembaga pendidikan, antara lain
pendidikan informal, nonformal, dan formal.
a.
Pendidikan informal
Pendidikan informal atau pendidikan pertama adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. Hal ini adalah menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam dalam
pembentukan karakter dan kepribadian. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa
sosialisasi pun diawali dari keluarga. Secara langsung keluarga juga akan
memberikan pendidikan kepada anak, meskipun pendidikan tersebut bukan merupakan
pendidikan teori. Kebanyakan masyarakat Indonesia ketika mendengar kata pendidikan,
maka yang ada dalam fikirannya adalah sebuah gedung tempat belajar, atau sebuah
sekolahan. Namun pada kenyataannya pendidikan adalah lebih luas daripada
sekadar sekolahan. Keluarga yang sederhana pun sebenarnya merupakan wadah bagi
anak untuk mendapatkan pendidikan Hal ini sesuai dengan konsep al Qur’an dalam
masalah pendidikan di keluarga yaitu menjaga keluarga kita dari hal-hal yang negative.
b.
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal atau pendidikan kedua meliputi pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal
meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang
sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu pada
standard nasional pendidikan. Adapun pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, atau ingin melengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
c.
Pendidikan formal
Pendidika fomal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan formal
terbagi atas:
1)
umum
2)
kejuruan
3)
akademik
4)
profesi
5)
advokasi
6)
keagamaan
Pendidikan formal coraknya dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.
Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD) dan madrasah
ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama
(SMP) dan madrasah tsanawiyah (Mts) atau bentuk lain yang sederajad.
Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun
diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat
untuk mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui jalur formal (TK, atau Raudatul Athfal), sedangkan
dalam nonformal bisa dalam bentuk ( TPQ, kelompok bermain, taman/panti
penitipan anak) atau informal (pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
Sedangkan Pendidikan menengah merupakan kelanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas, pendidikan umum dan pendidikan kejuruan yang
berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
Yang terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah. Pendidikan ini mencakup program pendidikan:
1)
Diploma
2)
Sarjana
3)
Magister
4)
Doktor,
Perguruan
tinggi memiliki beberapa bentuk
1)
Akademi
2)
Politeknik
3)
Sekolah tinggi
4)
Institut atau universitas
Secara umum lembaga-lembaga tinggi ini dibentuk dan diformat untuk
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta
menyelenggarakan program akademik, profesi dan advokasi.
Semua lembaga formal di atas diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk
memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh
pendidikan di lembaga tersebut,. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki
program profesi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor
berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada
individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar
biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan,
atau seni.
B.
Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan
Terdapat dua fungsi dalam lembaga pendidikan, yaitu fungsi manifest dan
fungsi laten. Fungsi manifest merupakan fungsi yang tertulis. Biasanya fungsi
manifest juga terdapat dalam visi dan misi di sebuah sekolah. Sedangkan fungsi
laten dari lembaga pendidikan antara lain:
1) Perpanjangan
masa ketidakdewasaan
2) Memperpanjang
masa ketergantungan
3) Melemahnya
pengawasan orang tua
4) Mempertahankan
sistem kelas sosial
5) Tempat
bernaungnya perbedaan pendapat
Peran lembaga pendidikan tidak dapat
dipisahkan dengan lembaga-lembaga sosial yang lainnya. Dibawah ini merupakan
beberapa contoh peran lembaga pendidikan dalam bidang-bidang kehidupan serta
dalam lembaga sosial yang lain.
a.
Bidang
Ekonomi
Dengan adanya Lembaga pendidikan
maka individu dapat melakukan suatu perbaikan ekonomi kehidupannya dan tentunya
bermanfaat untuk keluarganya dan masyarakat. Melalui pendidikan seseorang dapat
memperbaiki kehidupannya dari aspek financial atau pendapatan yang di terima
sesuai dengan tingkat strata yang ia miliki.
b.
Bidang
Sosial
Pentingnya lembaga pendidikan dalam
bidang ini adalah dapat mengahasilkan output yang memiliki tingkat intelektual
yang baik setidaknya dapat mengontribusikan dirinya kepada masyarakat, menjaga
hubungan yang baik antar manusia, dan ikut berperan dalam peradaban masyarakat
dengan mengembangkan potensi yang ada.
c.
Bidang
Politik
Seorang yang berpendidikan tentu
paham dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik, melalui
berbagai upaya yang dilakukan demi meningkatkan martabat bangsa dan negara. Kemudian
ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik untuk menjalankan suatu negara yang
demokratis dan berupaya untuk mengambil peran yang penting di dalamnya.
d.
Bidang
Kultur
Dengan adanya lembaga pendidikan
setidaknya dapat menjaga nilai-nilai baik di masyarakat dan dapat mengembangkan
potensi atau nilai-nilai itu untuk membentuk suatu peradaban kearah yang lebih
baik.
e.
Bidang
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya, lalu mampu
mengembangkannya dan setidaknya dapat memberikan suatu pelayanan kepada
masyarakat dalam bidang tertentu. Transformasi ini maksudnya adalah pendidikan
dapat membuat seseorang dapat hidup dengan ilmu yang ia miliki. Karena dengan ilmu
kita harus dapat memiliki nilai guna dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun
keadaanya.
f.
Bidang
Spiritual
Melalui ilmu yang kita miliki, kita
dapat terus memahami hakikat kemanusiaan dan melihat kesempurnaan Sang
Pencipta. Semakin tinggi pendidikan kita seharusnya membuat kita semakin maju
dan merunduk (tidak sombong).
C. Jakarta
International School
Sekolah
merupakan ladang bagi anak untuk menimba ilmu. Selain itu, sekolah juga
merupakan tempat sosialisasi yang berpengaruh besar terhadap kehidupan seorang
anak. Sudah seharusnya di dalam sekolah atau lembaga pendidikan, anak
mendapatkan pelajaran yang mampu memudahkannya dalam kehidupan social. Saat
ini, sekolah anak usia dini menjadi pilihan banyak orang tua untuk
memperkenalkan anak mereka kepada dunia pendidikan. Kualitas sekolah juga
menjadi prioritas utama bagi orang tua ketika akan menyekolahkan anaknya.
Sekolah
internasional. Ketika mendengar kata tersebut tentu dalam bayangan kita
kualitas dalam sekolah tersebut bagus. Begitupun dengan para orang tua yang
ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Bagi kaum elite, kualitas
pendidikan termasuk tempat pendidikan didalamnya tentu menjadi pilihan yang
tidak boleh salah. Hal tersebut juga yang membuat sekolah internasioanal
menjadi pilihan bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya dengan harapan
mendapat kualitas pendidikan yang lebih baik.
Taman
Kanak-Kanak Jakarta International School merupakan salah satu dari sekolah
internasional yang ada di Indonesia. Jakarta International School berada di
Cilandak, Jakarta Selatan. Sekolah internasional merupakan sekolah yang dalam
proses belajar mengajarnya tidak menggunakan kurikulum standard Indonesia.
Selain itu, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi maupun dalam kegiatan
belajar mengajar adalah bahasa Inggris.
Ketika melihat
profil dari sekolah internasional, tentu dapat dibayangkan bahwa kegiatan
belajar mengajar berjalan begitu baik dan tentu dapat ditiru oleh sekolah
Indonesia pada umumnya. Mengingat bahasa internasional adalah bahasa Inggris.
Namun pada kenyataannya yang terjadi dalam sekolah internasional, khususnya
Jakarta School Internasional tidak sesuai dengan apa yang masyarakat Indonesia
harapkan. Beberapa kasus pelecehan seksual terhadap siswanya terjadi dalam
sekolah internasional ini.
Pelecehan
tersebut dilakukan kepada para beberapa siswanya yang masih di bawah umur. Hal
tersebut sangat tidk mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia, serta sangat
tidak sesuai dengan fungsi dan peran sekolah pada umumnya. Mungkinkah pelecehan
seksual tersebut merupakan fungsi laten dari Jakarta Internasional School?
Secara umum
lembaga pendidikan memiliki fungsi antara lain, untuk memenuhi keperluan-keperluan
penerangan dan pendidikan, supaya individu menjadi anggota masyarakat yang
berguna, sebagai suatu upaya sistematis untuk mengajarkan apa yang tidak bisa
dipelajari secara mudah dalam lingkungan keluarga, adanya perkembangan jaman
yang semakin pesat berdampak menggeser pada prinsip hidup manusia, serta mampu
meningkatkan kualitas hidup.
Jika melihat kasus yang terjadi
dalam Jakarta Internasional School, tentu fungsi yang disebutkan di atas sama
sekali tidak ada dalam sekolah tersebut. Bahkan bagi para korban pelecehan,
sekolah bagaikan sebuah tempat yang sangat menakutkan. Mungkin saja para siswa
tersebut menjadi memiliki trauma tersendiri terhadap sekolah maupun guru.
Keberadaan Jakarta Internasional School telah memberikan catatan hitam bagi
dunia pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, penutupan sekolah dianggap hal
utama yang mampu meredamkan kasus tersebut.
.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Lembaga
pendidikan merupakan salah satu wadah sosialisasi nilai-nilai yang ideal dalam
masyarakat. Terdapat tiga klasifikasi pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan
formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.
2. Lembaga
pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu fungsi manifes dan fungsi latent. Fungsi
manifest ialah fungsi yang tertulis jelas, biasanya terdapat juga dalam visi
dan misi sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Fungsi laten ialah fungsi
tersembunyi dari lembaga pendidikan tersebut.
3. Jakarta
Internasional School merupak salah satu sekolah internasional yang ada di
Jakarta. Dalam perjalannya, terdapat beberapa kasus yang menyebabkan sekolah
internasional tersebut harus ditutup.
B. SARAN
Lembaga
pendidikan merupakan tempat dimana anak memperoleh ilmu yang dapat diterapkan
dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, lembaga pendidikan diharapkan mampu
mentransfer segala pengantar-pengantar atau ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat. Tindakan-tindakan, termasuk tindakan para pengajar
maupun stafnya harus mampu memberikan contoh kepada muridnya. Seperti dalam
kasus Jakarta Internasional School, kejadian tersebut harus menjadi pelajaran
yang sangat besar.
Bagi
pemerintah seharusnya tidak ragu untuk menutup sekolah-sekolah yang tidak
mengikuti aturan main dan yang menanamkan nilai, standar dan gaya hidup
bertentangan dengan budaya bangsa ini. Para pelaku pelecehan tersebut harus
mendapatkan hukuman yang setimpal. Selain itu, memberikan penyembuhan bagi para
siswa korban pelecehan tersebut dirasa perlu demi mengembalikan kejiwaan para
korban. Orang tua juga harus memperhatikan tentang status sekolah tersebut,
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://analisis-kasus-JIS _
ProblematikaHukum.html
0 komentar:
Posting Komentar